Sungguh suami yang tak tahu di untung!
Aku dan suami sudah menjalin hubungan semenjak masa kuliah, dan masing-masing juga sudah mengenal kedua belah keluarga, dan keluarga kami sudah merestui hubungan kami. Setelah 1 tahun lulus dari universitas, kami berdua melangsungkan pernikahan dan beberapa tahun kemudian, suami mengembangkan rumah makannya menjadi system franchise.15 Tahun yang lalu, aku menikah dengan suami, suamiku berasal dari keluarga yang berada dan aku hanya berasal dari keluarga yang sederhana, ayahku adalah seorang guru SD, dan ibuku adalah pelayan di toko dan keluargaku mempunyai hutang yang banyak pada bank.
Setelah menikah selama 2 tahun, aku mengandung bayi, 10 bulan kemudian lahirlah putri kecil yang cantik ke dunia. Pada saat proses melahirkan, aku mengalami pendarahan yang sangat parah, sehingga aku divonis tidak dapat melahirkan anak lagi. Meskipun suamiku tidak berkata ingin anak laki-laki, tetapi aku tahu bahwa ia menginginkan anak laki-laki sebagai penerus keluarga. Aku melalui banyak proses pengobatan, tapi tidak ada hasilnya.
Setelah menikah selama 2 tahun, aku mengandung bayi, 10 bulan kemudian lahirlah putri kecil yang cantik ke dunia. Pada saat proses melahirkan, aku mengalami pendarahan yang sangat parah, sehingga aku divonis tidak dapat melahirkan anak lagi. Meskipun suamiku tidak berkata ingin anak laki-laki, tetapi aku tahu bahwa ia menginginkan anak laki-laki sebagai penerus keluarga. Aku melalui banyak proses pengobatan, tapi tidak ada hasilnya.
Selama beberapa tahun ini, aku mempekerjakan seorang bibi untuk menjaga putriku, hingga saat putriku sudah berumur 10 tahun, bibi juga sudah berumur dan ingin pensiun. Setelah bibi pergi, tidak sedikit pembantu yang kupekerjakan keluar masuk. Suatu hari, suamiku mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan kakinya patah, suamiku sudah tidak bisa menjaga bisnis rumah makan, sehingga aku yang menggantikannya, karena sangat sibuk, aku mempekerjakan lagi seorang spesialis suster berumur 30-an khusus untuk merawat suamiku, sehingga aku bisa dengan tenang menjaga bisnis keluarga ini.
Setelah suami mengalami kecelakaan, bisnis keluarga juga menjadi tidak stabil, sehingga akhirnya rumah makan ini di tutup dan beralih ke investasi. Putriku juga sudah beranjak dewasa, dan ia sekolah di luar negri sambil menemani neneknya disana.
Dan terjadilah hal yang sangat tidak kuduga, suamiku dan suster yang kupekerjakan saling jatuh cinta, dan suster itu mengandung anak dari suamiku, dan janinnya sudah berumur 3 bulan. Suster ini berbohong kepadaku, ia berkata bahwa janin ini adalah anak dari suaminya sendiri, dan semenjak itu ia kabur dari rumah dan tak pernah kembali.
Setelah kejadian ini, tabungan suamiku berkurang Rp 200,000,000 saat kutanya alasannya ia berkata bahwa ia mengirimkan uang itu untuk ibunya yang di luar negri, ia tahu aku tidak akan konfirmasi kepada ibu mertuaku sehingga membuat alasan sedemikian rupa. Aku tahu bahwa ia selingkuh dan memberikan uang itu untuk suster kurang ajar itu!
Beberapa bulan telah berlalu hampir setahun, seperti biasa aku pergi ke kantor setiap pagi, dan sepulang rumah, kudapati seorang bayi laki-laki yang sedang menangis di depan pintu rumah dan ternyata anak ini adalah anak hasil selingkuhan suamiku dan suster itu. Aku merasa marah, setelah suamiku mengetahui keberadaan anak ini, ia tidak memberi penjelasan kepadaku dan langsung mengakui bahwa anak ini adalah anaknya.
Bagiku cerai tidak masalah, tidak ceraipun juga tidak apa-apa, yang jelas aku tidak ingin bersama dengan lelaki ini, aku tidak bahagia. Tetapi ini hanyalah emosi sesaat saja. Sampai saat ini, aku masi merawat anak selingkuhan suamiku, dan perang dingin dengan suamiku. Aku tahu bahwa selama beberapa tahun ini sikapku terlalu dingin padanya, dan aku tahu bahwa aku tidak bisa meninggalkannya
Setelah suami mengalami kecelakaan, bisnis keluarga juga menjadi tidak stabil, sehingga akhirnya rumah makan ini di tutup dan beralih ke investasi. Putriku juga sudah beranjak dewasa, dan ia sekolah di luar negri sambil menemani neneknya disana.
Dan terjadilah hal yang sangat tidak kuduga, suamiku dan suster yang kupekerjakan saling jatuh cinta, dan suster itu mengandung anak dari suamiku, dan janinnya sudah berumur 3 bulan. Suster ini berbohong kepadaku, ia berkata bahwa janin ini adalah anak dari suaminya sendiri, dan semenjak itu ia kabur dari rumah dan tak pernah kembali.
Setelah kejadian ini, tabungan suamiku berkurang Rp 200,000,000 saat kutanya alasannya ia berkata bahwa ia mengirimkan uang itu untuk ibunya yang di luar negri, ia tahu aku tidak akan konfirmasi kepada ibu mertuaku sehingga membuat alasan sedemikian rupa. Aku tahu bahwa ia selingkuh dan memberikan uang itu untuk suster kurang ajar itu!
Beberapa bulan telah berlalu hampir setahun, seperti biasa aku pergi ke kantor setiap pagi, dan sepulang rumah, kudapati seorang bayi laki-laki yang sedang menangis di depan pintu rumah dan ternyata anak ini adalah anak hasil selingkuhan suamiku dan suster itu. Aku merasa marah, setelah suamiku mengetahui keberadaan anak ini, ia tidak memberi penjelasan kepadaku dan langsung mengakui bahwa anak ini adalah anaknya.
Bagiku cerai tidak masalah, tidak ceraipun juga tidak apa-apa, yang jelas aku tidak ingin bersama dengan lelaki ini, aku tidak bahagia. Tetapi ini hanyalah emosi sesaat saja. Sampai saat ini, aku masi merawat anak selingkuhan suamiku, dan perang dingin dengan suamiku. Aku tahu bahwa selama beberapa tahun ini sikapku terlalu dingin padanya, dan aku tahu bahwa aku tidak bisa meninggalkannya
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét